Tuas
gas Verza modif touring yang kukendarai terasa mantap siang itu. Tanjakan demi
tanjakan dapat dilalui dengan ringan sebelum kemudian macet di tanjakan di atas
Tawangmangu menyendat perjalanan kami. Akhirnya gantian posisi yang riding di
depan. Lama tak pegang motor berkopling membuat saya harus beradaptasi terlebih
dahulu. Ketika macet parah di tanjakan saya belum mampu menguasai dengan
sempurna. Ya sudah, jangan dipaksakan. Hehe.
Cukup
lama aku tidak melewati jalanan ini, sekadar untuk jalan-jalan maupun untuk
naik ke Lawu. Ada banyak hal yang membuatku lebih memilih menyibukkan diri
dengan pekerjaan dan membuang banyak peluang waktu senggang. Tapi ketika ada
tawaran untuk menemani jalan-jalan salah seorang sahabat lama, aku bersedia.
Kapan lagi? Mumpung bisa waktunya.
Ternyata
rasa itu sama. Kekaguman itu, bagi pecinta perjalanan pasti akan mengagumi rute
Tawangmangu-Magetan. Tau di mana istimewanya, apalagi ditempuh dengan
mengendarai motor.
Tidak
banyak hal yang istimewa selain menikmati perjalanan, menghabiskan waktu
membicarakan banyak hal, berfoto, makan sate, dengan lansekap Telaga
Sarangan dari atas ketinggian. Ini sungguh istimewa.
Selebihnya,
biar foto berikut yang akan bercerita.
 |
Ciri khas Cemoro Sewu adalah kabut, bikin suasana jadi seru |
 |
Sarangan dari ketinggian dalam posisi hujan |
 |
Mari makan. Ini menu di salah satu warung tepi jalan di atas Telaga Sarangan |
 |
Ikon yang jadi tempat nongkrong |
 |
Nyoba makro dengan obyek seadanya |
 |
Bunga di tepi jalan |
 |
Sobat Mbolang dari Kudus |
 |
Perjalanan pulang, cerah |
Comments