Test Kamera Iphone 4S
Sejujurnya, saya tertarik membeli smartphone berlogo
apel ini adalah karena kameranya. Beberapa waktu yang lalu saya sengaja membeli
bekas, karena saya lihat memang masih bagus, tangan pertama, dan murah karena
termasuk seri lama. Pada postingan sebelumnya saya sudah menuliskan bagaimana
kondisinya ketika kemudian tercebur di air laut. Kali ini saya ingin mengupas
dari sisi kameranya.
Pada saat saya
menulis ini, iphone 4S saya berada di atas meja dalam kondisi...mati. Ya sudah,
air laut memang luar biasa mengerikan bagi perangkat elektronik. Semoga pada
kesempatan yang lain bisa mendapatkan kembali perangkat serupa untuk dites
lebih lanjut. Sejujurnya saya masih ingin membuat film pendek dengan
aplikasi filmic pro. Semoga kapan-kapan mau hidup lagi ini smartphone.
Praktis beberapa waktu yang lalu saya hanya menguji kamera iphone
4s selama 2 hari di Gunungkidul. Saya ingin mengupasnya dari foto terlebih
dahulu baru video.
Saat saya mengujinya saya mulai saat perjalanan pada malam hari.
Apa yang istimewa? Mmm, menurutku biasa saja. Saat kondisi low light hasilnya
cukup berbintik (noise). Jangan terlalu berharap banyak untuk memotret
di malam hari menggunakan kamera ini. Bagi saya pribadi, lumayan kalau sekadar
untuk pasang status bahkan menulis blog, noise masih bisa diminimalkan dengan
aplikasi semacam photoscape dan sejenisnya.
Menggunakan flash pun tak cukup memuaskan
hasilnya, masih jauh dari yang diharapkan. Saat main ke pantai malam hari, saya
sengaja memotret beberapa saja, menghemat baterai untuk esok pagi saat cahaya
sudah cukup banyak. Mungkin masih bisa dimaksimalkan dengan aplikasi fotografi
yang pro, tetapi belum ada kesempatan untuk mencobanya. hehe.
Saat kondisi di tempat yang cukup terang, lumayan bagus kok. Warna
natural, di alam kadang saya mengaktifkan mode HDR untuk
mendapatkan dynamic range yang lebih. Namun, saya lebih
memilih untuk dobel, HDR dan tetap menyimpan foto dalam mode natural. Terkadang
beberapa foto masih enak dipandang dalam mode natural.
Untuk mode panorama, saya tak terlalu suka menggunakan sih,
rasanya kurang maksimal saja. Saya lebih suka tampilan wide dari kamera action
cam.
Video
Untuk kondisi lowlight saya lebih suka merekam
video daripada memotret menggunakan kamera ini. Entah perasaanku saja atau memang
benar demikian, noise dalam video lumayan minim. Masih lebih
enak dipandang hasil video dibandingkan hasil fotonya. Jika bisa hidup lagi,
saya ingin mencoba aplikasi filmic pro untuk membuat video dengan pengaturan
yang lebih lagi.
Secara garis besar, dengan kualitas video full hd pada 30 fps,
menurutku sudah masuk kategori bagus dan layak untuk membuat film pendek atau
video perjalanan. Tentu saja, jangan berharap bisa bermain slow motion dengan
maksimal. Bawaan kamera sudah ada default timelapse-nya, tetapi belum sempat
menjajal sih karena belum nemu momen yang pas sudah keburu tewas duluan.
Bagaimana hasil videonya? Tungguin ya, akan rilis sebentar lagi, insya Allah. []
test lowlight di warung HIK |
Pagi Siung :) |
Comments